follow me

Metode Belajar Quantum Learning

Kamis, 04 Oktober 2012 komentar

Ada banyak teknik atau metode belajar yang dapat dterapkan sesuai dengan mata pelajarannya. Dalam kegiatan belajar keterampilan berbahasa pun banyak teknik yang dapat digunakan. Teknik-teknik dalam metode belajar akan efektif jika penggunaannya tepat atau sesuai dengan kondisi siswa dan suasana kelas.

Hal yang harus diperhatikan adalah tidak semua metode belajar yang sama bisa diterpakan pada banyak anak. Jika anak Anda justru dirasa lebih pintar ketika belajar sembari menonton televisi, maka tidak perlu khawatir. Bisa jadi anak Anda memang tipe pendengar. Dia akan lebih berkonsentrasi justru ketika keadaan di sekitarnya ramai.


Dari sekian banyak metode belajar, sedikitnya ada tiga metode belajar yang saat ini mempengaruhi pola pendidikan kita, yakni Quantum Learning, Accelerated Learning, dan Contextual Teaching and Learning. Metode ini bukan saja berpengaruh pada penerapannya di dalam kelas, melainkan juga berpengaruh pada kebijakan kurikulum dan aturan pendidikan lainnya. Ketiga metode tersebut pada prinsipnya saling mendukung dan saling mempengaruhi.
Salah satu metode belajar yang banyak diterapkan sekarang adalah Quantum Learning. Istilah Quantum, meminjam istilah dalam fisika, menunjukkan bahwa potensi yang dimiliki manusia itu ibarat kuantum yang dapat diubah menjadi energi yang dahsyat. Manusia pada dasarnya memiliki kemampuan luar biasa untuk melampaui kemampuan yang ia perkirakan.
Menggunakan metode belajar Quantum Learning berarti mengubah strategi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pengajar Indonesia. Keterampilan guru harus ditingkatkan. Interaksi antara tenaga pengajar dan siswa harus bersinergi sehingga dapat mengubah kemampuan serta bakat yang dimiliki oleh keduanya, baik guru maupun siswa.
Tujuan utama dari metode belajar ini adalah benar-benar untuk mengubah sistem belajar mengajar yang telah mengakar di Indonesia. Sebuah metode belajar yang berpola sama setiap tahunnya. Guru menerangkan dan siswa mendengarkan. Diluar konteks siswa tersebut dapat memahami pelajaran dengan baik atau tidak.
Hal yang harus disadari ketika akan menerapkan metode belajar Quantum Learning adalah lingkungan tempat belajar mengajar itu diadakan. Pentingnya dukungan dari lingkungan sekitar berdampak pada berhasil atau tidaknya metode belajar Quantum Learning ini diterapkan. Ketika menerapkan metode belajar seperti ini, interaksi antara siswa dengan masyarakat juga menjadi hal yang penting. Suasana belajar yang menyenangkan akan tercipta dari keakraban dengan masyarakat sekitar.
Metode belajar Quantum Learning ini dikembangkan agar suasana belajar mengajar yang monoton, membosankan dan memungkinkan anak untuk tertidur di dalam kelas ketika jam pelajaran berlangsung dapat diminimalisir. Keadaan belajar mengajar yang menyenangkan secara langsung akan berpengaruh pada minat anak untuk memahami atau memelajari sesuatu.
Quantum Learning ini berbasis pada cara pandang bahwa  manusia memiliki potensi yang belum tergali. Untuk menggali potensi ini, lingkungan harus mendukung agar proses belajar berlangsung mudah, menarik, dan menyenangkan. Ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk mengaplikasikan metode belajar Quantum Learning, yakni sebagai berikut.

Metode Belajar dalam Quantum Learning

1. Metode Belajar - Membangkitkan motivasi dengan AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku?)

Ketika memahami metode belajar ini, seorang Bobbi DePorter mengatakan, “Sebelum Anda melakukan hampir segalanya dalam hidup Anda, baik secara sadar maupun tidak, Anda akan bertanya pada diri Anda tentang pertanyaan penting ini, ‘Apa manfaatnya bagiku?’.
Mulai dari pekerjaan sehari-hari yang paling sederhana hingga monumental yang mengubah hidup, segala sesuatu harus menjanjikan manfaat pribadi atau Anda tidak mempunyai motivasi untuk melakukannya. Begitupun dengan metode belajar yang nantinya akan Anda pilih untuk anak Anda.
Berdasarkan hal tersebut, para guru selayaknya memberikan pemahaman mengenai manfaat apa yang akan diperoleh saat mempelajari materi yang diajarkan. Guru dapat mengaitkan secara langsung manfaat tersebut dengan kehidupan nyata. Dengan begitu, para siswa akan bersemangat mempelajarinya karena sangat jelas manfaatnya. Metode belajar seperti itu nyatanya cukup berhasil.
Selain itu, para siswa pun harus terbiasa menanyakan pertanyaan AMBAK (apa manfaatnya bagiku?) kepada diri sendiri setiap kali memperoleh pengetahuan baru. Metode belajar seperti ini akan mendorong siswa untuk aktif mencari jawabannya, baik dengan bertanya langsung kepada guru maupun bediskusi dengan teman. Motivasi belajar itu sangat penting, sebab berkaitan dengan kebutuhan dan tujuan. Ketika motivasi dan minat itu tumbuh, siswa akan belajar secara aktif.

2. Metode Belajar - Menata Lingkungan Belajar yang Kondusif

Metode belajar selanjutnya adalah menata lingkungan belajar. Lingkungan belajar sangatlah penting untuk menciptakan lingkungan yang nyaman. Lingkungan yang kondusif ini akan memberikan sugesti positif bagi siswa. Kenyamanan lingkungan belajar ala Quantum Learning adalah belajar dengan iringan musik. Relaksasi yang diiringi dengan musik membuat pikian selalu siap dan mampu berkonsentrasi.
Menurut Dr. Georgi Lazanov, musik yang paling membantu adalah musik barok seperti Bach, Handel, Pachelbel, dan Vivaldi. Para komposer ini menggunakan ketukan yang sangat khas dan pola-pola yang secara otomatis menyingkronkan tubuh dan pikiran. Menerapkan metode belajar dengan musik juga berakibat baik bagi siswa.

3. Metode Belajar - Menemukan Gaya Belajar Siswa

Metode belajar dengan memerhatikan gaya belajar siswa juga dirasa cukup berhasil. Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan potensi. Gaya belajar ini berkaitan dengan bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah, dan cara kita mengatur dan mengolah informasi tersebut. Berdasarkan hasil penelitian Bobbi DePorter, bahwa kecendrungan seseorang untuk belajar meliputi tiga gaya, yakni gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, gaya belajar kinestetik.
Metode belajar yang pertama dilihat dari bahasan gaya belajar anak adalah gaya belajar visual. Gaya belajar visual adalah seseorang yang lebih paham atau mendapat penjelasan tentang sesuatu hal jika membaca atau melihat ilustrasi atau gambar. Hal ini menunjukkan kecendrungan modalitas yang ada pada seseorang adalah mudah untuk mengetahui modalitas orang lain dengan memperhatikannya secara visual (indra penglihatan).
Ciri-ciri orang visual adalah rapi dan teratur, berbicara dengan cepat, perencana dan pengatur jangka panjang yang baik, pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka, mengingat apa yang dilihat daripada yang di dengar, biasanya tidak terganggu oleh keributan, dan lebih suka membaca daripada dibacakan.
Metode belajar yang kedua adalah  gaya belajar auditorial. Gaya belajar auditorial lebih memfokuskan pada kemampuan pendengarannya. Orang-orang auditorial lebih suka medengarkan materi dari pada membaca.
Adapun ciri-ciri orang auditorial adalah mudah terganggu oleh keributan, merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam berbicara, lebih suka musik daripada seni visual, suka berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar.
Selain itu, mereka biasanya mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain, lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya, suka membaca dengan keras dan mendengarkan.
Metode belajar ketiga yang berkenaan dengan gaya belajar dan biasanya diterapkan pada Quantum Learning adalah  gaya belajar kinestetik. Orang-orang kinestetik lebih mudah menyerap makna dengan praktik langsung karena dengan melihat dan mendengar mereka kurang mampu. Pelajar kinestetik lebih baik dalam aktivitas bergerak dan interaksi kelompok.

Metode Belajar Bahasa Inggris dengan Games

Bahasa Inggris masih menjadi salah satu mata pelajaran yang menakutkan bagi anak-anak Indonesia mungkin karena alasan mereka tak bisa menikmatinya. Untuk itu, diperlukan metode belajar yang tepat dan mengasyikkan. Selain juga karena guru-gurunya yang menggunakan cara mengajar kurang inovatif, misalnya hanya menerangkan sebuah materi, lalu dilanjutkan dengan memberi soal-soal latihan, dan sebagainya.
Metode belajar yang seperti ini memang sesekali boleh diterapkan, tetapi mengingat semakin majunya perkembangan zaman, di mana hal-hal yang ada di sekitar anak didik sudah banyak sekali yang sangat menarik maka membuat suasana belajar bahasa Inggris menjadi lebih menyenangkan bagi para siswa dan ini merupakan suatu keharusan yang tidak bisa dielakkan.

Metode Belajar Konvensional Masih Diterapkan

Metode belajar bahasa Inggris cara kuno dengan hanya mengandalkan ceramah, saat ini juga dirasa kurang efektif mengingat bahasa adalah sesuatu yang harus dipraktikkan untuk bisa menguasainya, bukan hanya didengarkan. Jika kebanyakan pelajar di Indonesia hanya disuguhi pelajaran bahasa Inggris dengan cara konvensional berupa ceramah, dari mana mereka akan punya kesempatan untuk bisa mempraktekkan apa yang seharusnya sudah mereka kuasai?
Banyak sekali metode belajar kreatif yang telah dikembangkan dewasa ini. Hal ini tidak terlepas dari kepedulian banyak pendidik yang mengkhawatirkan keefektifan dari metode belajar yang sudah bertahun-tahun mendarah daging di dalam masyarakat Indonesia.
Mungkin memang sudah saatnya bahasa Inggris tidak lagi menjadi salah satu momok menakutkan bagi siswa, tetapi seharusnya sudah menjadi pelajaran favorit karena seandainya semua tahu. Pelajaran ini bisa dikembangkan dengan sangat kreatif dan menyenangkan salah satunya dengan menggunakan games. 
Metode belajar menggunakan games memang bukan hal yang baru di dunia pendidikan. Namun, masih banyak pendidik di Indonesia yang rata-rata tidak berinisiatif menggunakan cara ini. Alasan mereka beragam, apalagi jika menilik para pendidik yang ada di daerah karena biasanya peserta didik juga tidak pernah mengeluhkan metode belajar cara kuno mereka.
Selain itu, adanya kecenderungan para peserta didik di daerah masih menganggap guru adalah manusia sempurna yang tidak pernah salah maka dengan nyamannya para pendidik di daerah-daerah pedesaan setia dengan cara lama mereka. 
Beragam alasan seperti sulitnya menciptakan bahan-bahan sebagai media pembelajaran, tingkah intelegensi para siswa yang tidak bisa menangkap pembelajaran bahasa Inggris yang lebih komunikatif, menjadi kendala untuk mewujudkan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.
Padahal untuk meksanakan metode belajar bahasa Inggris dengan games, seorang guru tidak perlu menggunakan alat-alat yang canggih. Terkadang cukup hanya dengan bekal kertas dan pensil saja sudah bisa dijalankan. Namun mungkin faktor malas atau ketidak kreatifan yang kemudian lebih ditonjolkan. 
Sementara alasan bahwa anak didik di daerah pinggiran biasanya memiliki intelegensi yang lebih rendah dibanding anak kota juga bukan suatu alasan. Bukankah manusia semua diciptakan sama? kemampuan anak untuk mempelajari sesuatu pun juga sama sempurnanya.
Jika peserta didik sejak awal sudah diperkenalkan dengan metode komunikatif, maka kemampuan mereka pun akan berkembang dengan sendirinya. Ketika nampak dari luar peserta didik di daerah pedesaan lebih rendah tingkat intelegensisnya. Hal ini mungkin karena metode belajar uyang diperkenalkan pada mereka sejak awal tidak mendukung.

Metode Belajar - Beragam Games untuk Pelajaran Bahasa Inggris

Nah, untuk membantu para pendidik menciptakan metode belajar yang menyenangkan bagi para siswanya, terutama dalam pelajaran bahasa Inggris. Ada beberapa contoh games yang bisa disisipkan dalam pelajaran agar siswa tidak merasa bosan terus-terusan belajar dengan metode lama, antara lain sebagai berikut.

1. What’s Missing Game

Seperti namanya, game ini tentu saja mencari apa yang hilang. Game ini bisa dipraktikkan secara individu jika jumlah siswa sedikit, juga bisa secara kelompok jika jumlah siswanya banyak. Kegiatannya adalah dengan cara menempelkan beberapa gambar di papan, jangan terlalu banyak agar siswa dapat menghafalnya, tetapi jangan terlalu sedikit, misalnya 10 sampai 15 gambar saja sudah cukup.
Sebaiknya, guru memerintahkan siswa untuk mengamati gambar dengan seksama, kemudian instruksikan pada mereka untuk menutup mata. Pada saat mereka menutup mata, ambillah beberapa gambar yang ada di papan dan ketika membuka mata, tanyalah pada mereka apa yang hilang, “What’s missing?”.
Jika sudah ada yang menjawabnya maka langkah selanjutnya, tanyakan pada siswa lain dengan kalimat, “Is she or he right?”. Begitu seterusnya sampai semua kosa kata yang berhubungan dengan gambar bisa dihafal oleh para siswa. Metode belajar  ini sangat efektif dalam pembelajaran vocabulary.

2. Hide and Seek

Namanya juga hide and seek, pastinya aktivitasnya juga berhubungan dengan kegiatan petak umpet. Permainannya adalah suruh salah seorang siswa untuk meninggalkan ruangan kelas. Saat dia diluar, mintalah semua siswa yang berada di dalam kelas untuk menyembunyikan sebuah barang yang sebelumnya sudah diberitahukan pada semua siswa.
Sebaiknya, perintahkan siswa yang keluar tadi untuk kembali dan mintalah dia menanyakan kepada teman-temannya dimana letak benda yang disembunyikan tadi, misalnya “Is it on the floor?”, Is it in the cupboard?”, dan  sebagainya. Metode ini akan sangat efektif jika anda sedang berada dalam materi “preposition” atau “noun”.

3. Whispering

Metode belajar dengan game yang satu ini sangat menyenangkan. Langkahnya adalah, bagi siswa dalam kelompok-kelompok, kemudian tunjuk satu orang dalam setiap kelompok untuk diberi daftar kata-kata yang nantinya harus mereka bisikkan kepada teman-teman dalam kelompoknya secara berurutan dari temannya yang berada di barisan paling depan kemudian berlanjut ke belakang dan ke belakangnya lagi.
Demikian seterusnya hingga sampai pada anggota kelompok yang berada di paling belakang. Untuk siswa yang terakhir mendapat bisikan bertugas mencocokkan kata-kata yang dia dapat dari bisikan teman-temannya dengan kata-kata yang ada pada daftar dan menyebutkan apa saja yang hilang atau berubah. Kelompok yang paling sedikit membuat kesalahan, maka dialah yang menang.

4. Miming

Mintalah seorang siswa untuk menjadi peraga di depan kelas. Sebaiknya, perintahkan siswa untuk memeragakan tingkah laku seekor hewan, profesi seseorang atau kegiatan yang sedang dilakukan orang, dan lain sebagainya. Kemudian suruhlah siswa yang lain untuk menebaknya dengan menanyakan , “Is it a ….?”, atau “Are you a ….?”.  dan begitu seterusnya. Metode ini juga sangat efektif dalam pembelajaran vocabulary.

5. Market Games

Metode belajar bahasa Inggris dengan game yang satu ini sangat menyenangkan dan dijamin paling banyak memberi kontribusi aktif pada siswa serta meningkatkan kosa kata dengan cepat. Langkah-langkahnya adalah mintalah salah seorang siswa untuk memulai permainan dengan mengatakan kalimat, “I went to the market yesterday and I bougt a pie, ….”.
Kemudian, mintalah anak berikutnya untuk melanjutkan dengan benda-benda yang lain lagi. Begitu seterusnya dan biarkan kata demi kata meluncur dari mulut-mulut mereka yang cerdas. Pada akhirnya. kita akan tersadar bahwa siswa-siswa kita adalah anak-anak yang cerdas hanya saja selama ini kita tak pernah memberi media untuk mereka mengeluarkan apa yang mereka bisa.
Metode-metode belajar bahasa Inggris dengan games seperti contoh-contoh tersebut bisa Anda kembangkan lebih kreatif lagi. Melalui cara-cara ini Anda akan melihat kemajuan yang pesat pada anak didik. Namun, ada hal yang perlu diingat bahwa Anda juga tidak boleh hanya memikirkan kesenangan yang akan didapat siswa melainkan juga harus ada pelajaran yang mereka dapat usai games tersebut.
Selain itu, anda juga harus selalu pada posisi pengendali karena biasanya kelas akan sangat riuh dengan kegiatan-kegiatan games seperti ini. Jangan sampai keriuhan justru akan mengganggu kelas-kelas disebelahnya. Dengan tetap mengawasi di dalam ruangan, Anda tidak hanya akan menuai manfaat dari metode belajar seperti ini, tetapi sedikit demi sedikit mengubah pandangan siswa tentang pelajaran bahasa Inggris.

komentar

Posting Komentar